Apa Kabar Cinta
Apa Kabar Cinta ??
Apa Kabar Cinta ??
|
|
|
Mencintai dan dicintai adalah hal yang diinginkan oleh
setiap orang. Cinta antara orang tua dan anaknya, suami dengan istri, kakak
dengan adik atau antara sesama manusia. Tak jarang beberapa benda-benda
kesayang pun tak luput dari cinta kita, seperti mobil, baju, hp,
komputer,dll. Semuanya manusiawi.
Namun kita perlu waspada ketika cinta kita kepada anak, istri, suami, kakak,
adik dan orang tua bahkan harta benda telah membuat kita jauh atau bahkan
lupa kepada Sang pemilik Cinta yang hakiki.
Saat kita menikah, kita telah dianggap telah melaksanakan 1/2 dari agama.
Artinya yang setengahnya lagi harus kita gapai bersama pasangan didalam
mahligai rumah tangga. Idealnya, setelah menikah harusnya kualitas keimanan
dan ibadah suami istri semakin meningkat dibandingkan saat sebelum menikah.
Kalau dulu waktu masih singgle sholat fardhu sendiri, setelah menikah bisa
berjama'ah bersama istri atau suami. Waktu masih sendiri susah sekali bangun
malam untuk menjalankan sholat tahajud, setelah menikah ada suami atau istri
yang akan membangunkan kita untuk mengajak tahajud bersama. Intinya yang dulu
biasa dilakukan sendiri kini bisa dilakukan bersama dan tentunya ada yang
berperan sebagai pengontrol atau pembimbing mungkin suami sebagai qowwam akan
lebih berperan dalam membimbing istrinya dalam hal peningkatan kualitas
ibadahnya. Mulai dari sholat bareng, tilawah bareng atau mengkaji al qur'an
dan hadist bareng.
Harapannya dengan menikah maka makin terbentang luas ladang amal bagi kita,
sehingga istilah menggenapkan dien untuk pernikahan itu benar adanya.
Namun tak jarang pula, saat kita mencitai makhluk atau benda membuat kita
jauh atau bahkan melupakan Dia sang pemilik cinta. Misalnya, saat sebelum
menikah sangat aktif dalam majelis dakwah, sholat selalu tepat waktu, tilawah
setiap abis sholat magrib, tahajud pun tidak ketinggalan dan bahkan puasa
sunnah senin kamis pun masih rajin dilakukan. Namun keadaan menjadi terbalik
setelah menikah, sholat jadi sering telat, puasa sunah sudah jarang
dilakukan, tilawah hampir tidak pernah lagi apalagi bangun tengan malam untuk
tahajud.
Semuanya dilakukan diluar kesadaran kita, karena cinta kita kepada mahkluk
lebih besar dari pada Sang pencipta makhluk. Mungkin bagi seorang istri
kesibukan seharian bekerja atau mengurus anak bisa dijadikan excuse untuk
sholat tidak tepat waktu, untuk tidak tilawah dan meninggalkan tahajud. Toh
mengurus anak, suami dan rumah tangga juga merupakan ibadah.
Begitu juga bagi suami, excuse kesibukannya dalam bekerja untuk memberi
nafkah anak dan istri telah membuat dia lupa untuk sholat berjama'ah,
tahajud, tilawah dan bahkan peran sebagai qowwam yang harusnya dia lakukan
untuk membimbing keluarganya telah terlupakan.
Tak jarang pula yang beranggapan bahwa "hubungan" suami-istri,
sudah cukup memberikan nilai ibadah bagi mereka. Dengan kata lain jika ada
aktifitas ibadah yang lebih ringan untuk dikerjakan kenapa harus mencari yang
berat atau susah untuk dilakukan seperti tahajud, tilawah atau sholat berjama'ah.
Gambaran diatas hanya sepenggal kisah dari kecintaan kita pada makhluk
melalui ikatan pernikahan. Belum lagi kecintaan kita kepada anak setelah
mereka kita lahirkan. Bisa jadi kita bisa lebih jauh lagi dari Sang pemilik
cinta karena cinta kita kepada anak.
Saya ingat nasehat Aa Gym dalam ceramahnya, "hati-hati jika mencintai
makhluk, jangan sampai karena hadirnya makhluk cintamu kepada Sang pencipta
makhluk menjadi berkurang, karena suatu saat nanti makhluk yang kamu cintai
itu bisa saja diambil dari kamu"
Jadi, bagaimanakah kabar cinta Anda hari ini???
Mudah-mudahan cinta yang kita miliki membuat kita semakin cinta kepada Sang
pemilik cinta bukan malah sebaliknya.
Bunda Naila
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar